watch sexy videos at nza-vids!
WWW.CERITAINDO.SEXTGEM.COM

Find us On Facebook and Twitter
facebook.jpg | twitter.jpg

DARIPADA NGANGGUR

Usiaku sudah hampir mencapai kepala tiga, ya...
sekitar 2 tahunan lagi lah. Aku tinggal bersama
mertuaku yang sudah lama ditinggal mati
suaminya akibat penyakit yang dideritanya. Dari
itu istriku berharap aku tinggal di rumah supaya
kami tetap berkumpul sebagai keluarga tidak
terpisah. Di rumah itu kami tinggal 6 orang,
ironisnya hanya aku dan anak laki-lakiku yang
berumur 1 tahun berjenis kelamin cowok di
rumah tersebut, lainnya cewek.
Jadi... begini nih ceritanya.
Awal September lalu aku tidak berkerja lagi
karena mengundurkan diri. Hari-hari kuhabiskan
di rumah bersama anakku, maklumlah ketika aku
bekerja jarang sekali aku dekat dengan anakku
tersebut. Hari demi hari kulalui tanpa ada
ketakutan untuk stok kebutuhan bakal akan
habis, aku cuek saja bahkan aku semakin terbuai
dengan kemalasanku.
Pagi sekitar pukul 8 wib, baru aku terbangun dari
tidur. Kulihat anak dan istriku tidak ada
disamping, ah... mungkin lagi di beranda
cetusku dalam hati. Saat aku mau turun dari
tempat tidur terdengar suara jeritan tangis
anakku menuju arah pintu. seketika itu pula pintu
kamar terbuka dengan tergesanya. Oh...
ternyata dia bersama tantenya Liza yang tak lain
adalah adik iparku, rupanya anakku tersebut lagi
pipis dicelana. Liza mengganti celana anakku,
"Kemana mamanya, Za...?" tanyaku. "Lagi ke
pasar Bang"jawabnya "Emang gak diberi tau,
ya?"timpalnya lagi. Aku melihat Liza pagi itu agak
salah tingkah, sebentar dia meihat kearah bawah
selimut dan kemudian salah memakaikan celana
anakku.
"Kenapa kamu"tanyaku heran "Anu
bang..."sambil melihat kembali ke bawah.
"Oh... maaf ya, Za"terkejut aku, rupanya selimut
yang kupakai tidur sudah melorot setengah
pahaku tanpa kusadari, aku lagi bugil. Hmmm...
tadi malam abis tempur sama sang istri hingga
aku kelelahan dan lupa memakai celana.
Anehnya, Liza hanya tersenyum, bukan
tersenyum malu, malah beliau menyindir "Abis
tempur ya, Bang. Mau dong..."katanya tanpa
ragu "Haaa..." Kontan aja aku terkejut
mendengar pernyataan itu. Malah kini aku jadi
salah tingkah dan berkeringat dingin dan
bergegas ke toilet kamarku.
Dua hari setelah mengingat pernyataan Liza
kemarin pagi, aku tidak habis pikir kenapa dia
bisa berkata seperti itu. Setahu aku tuh anak
paling sopan tidak banyak bicara dan jarang
bergaul. Ah... masa bodoh lah, kalau ada
kesempatan seperti itu lagi aku tidak akan
menyia-nyiakannya. Gimana gak aku sia-siakan,
Tuh anak mempunyai badan yang sangat seksi,
Kulit sawo matang, rambut lurus panjang.
Bukannya sok bangga, dia persis kayak bintang
film dan artis sinetron Luna Maya. Kembali
momen yang kutunggu-tunggu datang, ketika
itu rumah kami lagi sepi-sepinya. Istri, anak dan
mertuaku pergi arisan ke tempat keluarga
almahrum mertua laki sedangkan iparku satu lagi
pas kuliah. Hanya aku dan Liza di rumah.
Sewaktu itu aku ke kamar mandi belakang untuk
urusan saluran air aku berpapasan dengan Liza
yang baru selesai mandi. Wow, dia hanya
menggunakan handuk menutupi buah dada dan
separuh pahanya. Dia tersenyum akupun
tersenyum, seperti mengisyaratkan sesuatu.
Selagi aku menyalurkan hajat tiba-tiba pintu
kamar mandi ada yang menggedor.
"Siapa?"tanyaku "Duhhhh... kan cuma kita
berdua di rumah ini, bang"jawabnya.
"Oh iya, ada apa, Za...?"tanyaku lagi
"Bang, lampu di kamar aku mati tuh"
"Cepatan dong!!"
"Oo... iya, bentar ya" balasku sambil
mengkancingkan celana dan bergegas ke kamar
Liza.
Aku membawa kursi plastik untuk pijakan
supaya aku dapat meraih lampu yang dimaksud.
"Za, kamu pegangin nih kursi ya?" perintahku
"OK, bang" balasnya.
"Kok kamu belum pake baju?"tanyaku heran.
"Abisnya agak gelap, bang"
"ooo...!?"
Aku berusaha meraih lampu di atasku. Tiba-tiba
saja entah bagaimana kursi plastik yang ku injak
oleng ke arah Liza. Dan... braaak aku jatuh ke
ranjang, aku menghimpit Liza.
"Ou...ou..."apa yang terjadi. Handuk yang
menutupi bagian atas tubuhnya terbuka. "Maaf,
Za"
"Gak apa-apa bang"
Anehnya Liza tidak segera menutup handuk
tersebut aku masih berada diatas tubuhnya,
malahan dia tersenyum kepadaku. Melihat hal
seperti itu, aku yakin dia merespon. Kontan aja
barangku tegang.
Kami saling bertatap muka, entah energi apa
mengalir ditubuh kami,
dengan berani kucium bibirnya, Liza hanya
terdiam dan tidak membalas.
"Kok kamu diam?"
"Ehmm... malu, Bang"
Aku tahu dia belum pernah melakukan hal ini.
Terus aku melumat bibirnya yang tipis berbelah
itu. Lama-kelamaan ia membalas juga, hingga
bibir kami saling berpagutan. Kulancarkan
serangan demi serangan, dengan bimbinganku
Liza mulai terlihat bisa meladeni gempuranku.
Gunung kembar miliknya kini menjadi jajalanku,
kujilati, kuhisap malah kupelintir dikit.
"Ouhh... sakit, Bang. Tapi enak kok"
"Za... tubuh kamu bagus sekali, sayang...
ouhmmm" Sembari aku melanjutkan kebagian
perut, pusar dan kini hampir dekat daerah
kemaluannya. Liza tidak melarang aku bertindak
seperti itu, malah ia semakin gemas menjambak
rambutku, sakit emang, tapi aku diam saja.
Sungguh indah dan harum memeknya Liza,
maklum ia baru saja selesai mandi. Bulu terawat
dengan potongan tipis. Kini aku menjulurkan
lidahku memasuki liang vaginanya, ku hisap
sekuatnya sangkin geramnya aku.
"Adauuu.... sakiiit" tentu saja ia melonjak
kesakitan.
"Oh, maaf Za"
"Jangan seperti itu dong" merintih ia
"Ayo lanjutin lagi" pintanya
"Tapi, giliran aku sekarang yang nyerang"
aturnya kemudian
Tubuhku kini terlentang pasrah. Liza langsung
saja menyerang daerah sensitifku, menjilatinya,
menghisap dan mengocok dengan mulutnya.
"Ohhh... Za, enak kali sayang, ah...?" kalau yang
ini entah ia pelajari
dari mana, masa bodo ahh...!!
"Duh, gede amat barang mu, Bang"
"Ohhh...."
"Bang, Liza sudah tidak tahan, nih... masukin
kontol mu, ya Bang"
"Terserah kamu sayang, abang juga tidak tahan"
Liza kini mengambil posisi duduk di atas tepat
agak ke bawah perut ku. Ia mulai memegang
kemaluanku dan mengarahkannya ke lubang
memeknya. semula agak sulit, tapi setelah ia
melumat dan membasahinya kembali baru agak
sedikit gampang masuknya.
"Ouuu...ahhhhh...." blessss... seluruh
kemaluanku amblas di dalam goa kenikmatan
milik Liza.
"Aduuuh, Baaaang..... akhhhhh" Liza mulai
memompa dengan menopang dadaku. Tidak
hanya memompa kini ia mulai dengan gerakan
maju mundur sambil meremas-remas
payudaranya.
Hal tersebut menjadi perhatianku, aku tidak mau
dia menikmatinya sendiri. Sambil bergoyang aku
mengambil posisi duduk, mukaku sudah
menghadap payudaranya. Liza semakin histeris
setelah kujilati kembali gunung indahnya.
"Akhhhh... aku sudah tidak tahan, bang. Mau
keluar nih. Ahhh... ahhh... ouhhh"
"Jangan dulu Za, tahan ya bentar" hanya sekali
balik kini aku sudah berada diatas tubuh Liza,
genjotan demi genjotan kulesakkan ke
memeknya. Liza terjerit-jerit kesakitan sambil
menekan pantatku dengan kedua tumit kakinya,
seolah kurang dalam lagi kulesakkan.
"Ampuuuun... ahhhh... ahhhh... trus, Bang"
"Baaang... goyangnya cepatin lagi, ahhhh... dah
mau keluar nih"
Liza tidak hanya merintih tapi kini sudah menarik
rambut dan meremas tubuhku.
"Oughhhhh... abang juga mau keluar, Za"
kugoyang semakin cepat, cepat dan sangat cepat
hingga jeritku dan jerit Liza membana di ruang
kamar.
Erangang panjang kami sudah mulai
menampakan akhir pertandingan ini.
"Akkhhhhhh..... ouughhhhh.... ouhhhhhh"
"Enak, Baaaangg...."
"Iya sayang.... ehmmmmmm" kutumpahkan
spermaku seluruhnya ke dalam vagina Liza dan
setelah itu ku sodorkan kontol ke mulutnya,
kuminta ia agar membersihkannya.
"mmmmmmuaaachhhhh..." dikecupnya
kontolku setelah dibersihkannya dan itu pertanda
permainan ini berakhir, kamipun tertidur lemas.
Kesempatan demi kesempatan kami lakukan,
baik dirumah, kamar mandi, di hotel bahkan
ketika sambil menggendongku anakku, ketika itu
di ruang tamu. Dimanapu Liza siap dan
dimanapun aku siap.


Adult | GO HOME | Exit
1/1425
U-ON

inc Powered by Xtgem.com